Selasa, 08 Oktober 2013

Sejarah Dan Perkembangan Teori Akuntansi Di Indonesia

Sejarah Awal Akuntansi

 
Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengidentifikasi tempat dan waktu lahirnya sistem pembukuan berpasangan.  Ada berbagai scenario yang dihasilkan oleh usaha-usah tersebut.  Sebagian besar scenario tersebut mengakui bahwa system pencatatan telah ada dalam berbagai peradaban sejak kurang lebih tahun 3000 BC.

Diantaranya adalah peradaban Kaldea- Babilonia, Astria, dan Samaria, yang merupakan pembentuk system pemerintah pertama di dunia, pembentuk system bahasa tulisan tertua membentuk “poros tempat berputarnya seluruh mesin keuangan dan departemen”, perdaban China, dengan akuntansi pemerintahan yang memainkan peran kunci dan canggih selama Dinasti Chao (1122-256 BC) peradaban Yunani, dimana Zenon, manajer serta Appolonius , memperkenalkan system akuntansi pertanggung jawaban yang luas pada tahun 256 BC, dan peradaban Roma, dengan hukum yang menentukan bahwa pembayar pajak harus membuat laporan posisi keuangan, dan dengan hak sipil yang tergantung pada tingkat kekayaan yang dinyatakan warga negara.  Adanya bentuk-bentuk pembukuan pada jaman kuno tersebut berkaitan dengan berbagai factor diantaranya penemuan system penulisan, pengenalan angka arab dan system decimal, penyebaran pengetahuan aljabar, adanya bahan-bahan penulisan yang murah, meningkatnya literasi (kemelehurufan) dan adanya medium pertukaran yang baku A Litleton menyebutkan tujuh prakondisi dan timbulnya pembukuan yang sistimatis :

Seni menulis.  Karena pembukuan pertama-tama adalah suatu pencatatan.

Arimetika.  Karena aspek-aspek mekanis pembukuan terdiri dari serangkaian komputasi sederhana.
Kekayaan Pribadi.  Karena pembukuan hanya berkaitan dengan pencatatan fakta tentang kekayaan, dan hak atas kekayaan.

Uang. Yaitu (perantara dalam perekonomian), karena pembukuan tidak diperlukan kecuali transaksi dalam kekayaan dan hak atas kekayaan dapat direduksi ke dalam denominator umum ini.

Kredit. Yaitu  (transaksi yang belum selesai), karena dorongan untuk membuat catatan tidak begitu kuat jika semua transaksi pertukaran telah selesai pada saat kejadian.

Perniagaan. Karena pertukaran yang hanya bersifat local tidak cukup memberi tekanan (volume usaha) untuk mendorong orang mengkoordinasikan gagasan yang berbeda-beda ke dalam suatu system. Modal. Karena tanpa modal perniagaan akan tidak berarti dan kredit akan tidak mungkin.

Masing –masing  peradaban kuno yang disebutkan di atas mencakup prasyarat-prasyarat tersebut, sehingga mendorong kehadiran berbagai bentuk pembukuan.

Yang masih terhilang adalah scenario tentang sejarah akuntansi dari informasi yang terisolasi dalam risalat pembukuan yang mula-mula.  Salah satu scenario yang masuk akal adalah sbb :
Apabila kita akan menelusuri asal mula sejarah sains (akuntansi) yang penting ini, secara alamiah kita akan menganggap bahwa penemuan pertama akuntansi adalah oleh para pedagang, dan tidak ada orang yang memiliki klaim yang lebih utama daripada bangsa Arabia, Bangsa Mesir, yang selama beberapa abad menguasai perdagangan dunia, menurunkan gagasan pertama tentang perdagangan dari hubungan mereka dengan orang-orang yang jujur ini, dan konsekuensinya mereka harus menerima bentuk pertama dari perakuntanan, yang dalam cara perdagangan yang alamiah, dikomunikasikan kepada semua kota Mediterania.

Ketika kekaisaran barat diserang oleh bangsa Barbar, dan semua Negara yang telah disusunnya, mengambil kesempatan untuk menyatakan kemerdekaan, perniagaan segera hilang setelah kemerdekaan, dan segera Italia yang pernah menjadi pusat dunia, menjadi pusat perdagangan, yang merupakan puing-puing kekaisaran timur oleh Turki, yang tidak pernah dimasuki oleh orang-orang yang berbakat atau aturaan-aturan seni perdagangan, bukan merupakan penyumbang kecil.

Bisnis pertukaran, yang oleh Lombard dikaitkan dengan kota-kota perdagangan Eropa, memperkenalkan metode pencataan akun, dengan cara berpasangan, yang saat sekarang memperoleh nama pembukuan Italia.

Pembukuan Italia ini menjadi berhasil baik seiring dengan perkembangan perdagangan Republik Italia dan penggunaan metode berpasangan dalam abad keempat belas.

Buku pertama tentang pembukuan berpasangan muncul pada tahun 1340 oleh Massari dari Genoa, Pembukuan berpasangan ini mendahului Paciolo kurang lebih dua ratus tahun Raumond de Rover menggambarkan perkembangan awal akuntansi di Italia sebagai berikut:
Pencapaian besar pedagan-pedagang Italia, kira-kuira antara 1250 dan 1400, adalah menggabungkan elemen-elemen yang beragam menjadi suatu system klasifikasi yang terintegrasi di mana lacinya di sebut akun dan semua transaksi dimasukkan dengan prinsip berpasangan.

Namun, tidak dapat diasumsikan bahwa keseimbangan pembukuan merupakan tujuan utama akuntansi abad pertengahan.  Sebalinya, paling tidak di Italia, pedagang-pedagang telah mulai menggunakan akuntansi sebagai alat pengendalain manajemen sejak 1400.  Mereka belumlah semaju kita sekarang ini, bahkan masih jauh dari mewujudkan potensi-potensi pembukuan berpasangan.

Namun, mereka telah memulai dengan mengembangakn dasar-dasar akuntansi biaya (cost), dengan memperkenalkan pembalikan dan penyesuaian-penyesuaian yang lain, seperti akrual (accruals) dan tangguhan (deferred), dan dengan memberi perhatian pada audit neraca.  Hanya dalam analisis laporan keuangan saja pedagang-pedagang pada masa itu membuat kemajuan kecil. Adalah, wajar juga untuk menyebut bahwa bentuk-bentuk dasar akuntansi berpasngan yang belum sempurna telah ada dalam peradaban Inca Kuno dalam tahun 1577. 

Kontribusi Luca Pacioli

Luca Pacioli, seorang rahib Franciscan, secara umum diasosiasikan dengan pengenalan pembukuan berpasangan.  Pada tahun 1494 dia mempublikasikan buku, “Summa de Arithmetica Geomeria, Proportioni et Proportionalita yang didalamnya mencakup dua bab (de Computis et Scripturis) yang menggambarkan pembukuan berpasangan.  Risalahnya merefleksikan praktik yang terjadi di Venesia pada saat itu yang dikenal dengan “Metode Venesia” atau Metode Italia”.  Sehingga dia tidak menemukan pembukuan berpasangan, tetapi menggambarkan sesuatu yang ada dalam praktik pada saat itu.

Dia menyatakan bahwa tujuan pembukuan adalah untuk memberi informasi yang tepat waktu bagi para pedagang mengenai asset dan kewajibannya.  Debit(adebeo) dan Kredit (credito)digunakan untuk melakukan pencatatan secara berpasangan.  Dia mengatakan , “Semua pencatatan , harus dilakukan secara berpasangan, yaitu bahwa jika anda membuat seseorang sebagai kreditor.  Tiga buku digunakan memorandum, jurnal dan buku besar.  Catatan bersifat diskripti.

Pacioli menyarankan bahwa “tidak hanya nama pembeli atau penjual dan penjelasan mengenai berat, ukuran, dan harga barang  yang dicatat, tetapi syarat pembayaran juga ditunjukkan “dan” jika kas diterima atau dibayarkan,  catatannya mencantumkan jenis mata uang dan nilai konversinya.  Pada saat yang sama dikarenakan durasi kongsi bisnis yang pendek.  Pacioli menyarankan penghitungan profit periodic dan penutupan buku. (Adalah baik untuk menutup buku setiap tahun, khususnya jika anada dalam kerja sama dengan orang lain. Akuntansi membuat kerjasama berlangsung lama).  Pengalihan bahasan buku Pacioli dalam berbagai bahasa, merupakan penyumbang bagi penyebaran popularitas metode Italia.

c. Perkembangan Pembukuan Berpasangan

Metode Italia menyebar keseluruh Eropa pada abad ke enam belas dan tujuhbelas, kemudian memiliki karakteristik dan perkembangan baru, menjadi model pembukuan berpasangan yang kita kenal sekarang.  Dalam upaya untuk menunjukkan bahwa model berpasangan telah berkembang dengan cara yang sangat mirip dengan ilmu pengetahuan yang lazim, Cushing menggambarkan secara garis besar rangkaian tahap- hap perkembangan sebagai berikut :
Sekitar abad ke enambelas sedikit perubahan dibuat dalam teknik pemubukuan. Perubahan yang nyata adalah pengenalan jurnal khusus untuk mencatat tipe-tipe transaksi yang berbeda.
Evolusi praktik laporan keuangan periodic terjadi pada abad enambelas dan tujuhbelas.  Pada masa tersebut juga terjadi evolusi personafikasi akun dan transaksi sebagai upaya untuk membuat aturan debit dan kredit menjadi masuk akal.

Penerapan system berpasangan diperluas dalam tipe organisasi lain.

Penggunaan akun sediaan yang terpisah untuk tipe barang yang berbeda terjadi dalam abad ke tujuh belas.
Dimulia dengan East India company dalam abad ke tujuhbelas dan pertumbuhan korporasi yang berkelanjutan setelah revolusi industri, akuntansi memperoleh status yang lebih baik, dicirikan oleh kebutuhan akan akuntansi kos, dan suatu kepercayaan pada konsep kesinambungan (continuity), periodisasi (periodicity), dan akrual.

Metode perlakuan asset tetap yang dikembangkan sebelum abad ke delapan belas.
Asset dibawa keperiode pada kos pemerolehan, selain antara pendapatanpembayaran (revenue) dan penerimaan.

Akun asset, yang berisi catatan pengeluaran awal dan pengeluaran lain dan penerimaan (termasuk penerimaan dari penjualan bagian asset) ditutup pada tanggal neraca dan selisih antara total debit dan total kredit di bawa ke periode berikutnya sebagai saldo akun.

Asset dinilai kembali, naik atau turun, pada tanggal neraca, nilai hasil penilaian kembali dibawa ke periode berikutnya dan perbedaan saldonya(termasuk untung atau rugi penilaian kembali dibawa ke akun profit dan loss).

Sampai dengan awal ke sembilan belas, depresiasi kekayaan, diperlakukan sebagai barang dagangan yang tidak terjual.  Dalam paruh ke dua dari abad ke sembilan belas, depresiasi dalam industri kereta api di pandang tidak perlu jika kekayaan tersebut tidak mengalami kondisi yang memburuk.  Meskipun tidak banyak digunakan, Saliero pada tahun 1915, membuktikan adanya metode depresiasi berikut garis lurus, metode menurun, sinking fund dan metode anuitas, dan metode kos unit.  Hanya setelah tahun 1930-an beban depresiasi menjadi sesuatu yang umum.

Akuntansi Kos hadir dalam abad ke sembilanbelas sebagai akibat revolusi industri.  Akuntansi kos dimulai pada perusahaan-perusahaan tekstil abad lima belas.

Perkembangan teknik akuntansi untuk pembayaran di muka dan akrual untuk memungkinkan dilakukan komputasi profit periodic terjadi pada paruh ke dua abad kesembilan belas.

Perkembangan laporan dana terjadi pada paruh kedua abd kesembilan belas dan abad ke dua puluh.
Pada abad ke duapuluh terjadi perkembangan metode-metode akuntnasi yang menyangkut isu-isu kompleks, dari masalah komputasi earning perlembar saham, akuntansi untuk komputasi bisnis, akuntansi untuk inflasi, sewa guna jangka panjang dan pensiun, sampai maslah akuntansi yang krusial untuk produk baru dari rekayasa keuangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar